Institut Aikido Indonesia


Aikido masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an, dibawa oleh para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Jepang, yaitu: Mansyur Idham, Josef I Poetiray, Tansu Ibrahim (aliran Yoshinkan)
Seiring dengan berkembangnya Aikido di Indonesia, maka dibentuklah Institut Aikido Indonesia (IAI) untuk turut mengembangkan Aikido. 
Aspirasi untuk mempertahankan rasa kebersamaan, kekeluargaan, kerendahan hati, dan saling bahu membahu dalam menolong sesama ini dituangkan dalam wadah IAI yang secara resmi berdiri pada tanggal 8 Mei 2004 dan berbadan hukum Yayasan Institut Aikido Aikikai Indonesia melalui Akta Pendirian No. 6 tanggal 8 Oktober 2013 (Notaris Aska Laksamana Putera, SH, M.Kn).
Sinsei Ganamurti Poeradiredja, adalah founder dan pembina Yayasan Institut Aikido Aikikai Indonesia serta Guru Besar Institut Aikido Indonesia, saat ini melatih Aikido di Energy Dojo, MEPI Dojo dan Bank Mandiri Aikido Club. Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Institut Aikido Indonesia pertama. Memiliki pengalaman melatih di sejumlah instansi, baik sipil (Hilton Executive Club, Kantor Pusat Blue Bird Taxi, Jasa Marga Cabang CTC) maupun instansi militer seperti Datasemen Polisi Garnisun, Pasukan Pengamanan Presiden (PASPAMPRES), Kejaksaan Agung RI, MABES TNI Cilangkap dan TNI AU Halim Perdanakusumah. Ia merupakan pendiri Organisasi Mixed Martial Art Indonesia (OMMI) dan menjadi Juri Mixed Martial Art DUEL RCTI dan TPI Fighting Championship. Pada Februari 2015 ia memperoleh DAN 5 (GODAN) dari Aikikai Hombu Dojo Tokyo Japan sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam melatih dan mengembangkan Aikido di Indonesia.
 Hingga saat ini Institut Aikido Indonesia telah memiliki 55 Dojo (tempat latihan), dengan jumlah murid keseluruhan 987 orangyang tersebar di Jakarta, Jawa Barat (Banten, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Kota Wisata), Jawa Tengah (Purbalingga, Purwokerto, Solo), Jawa Timur (Surabaya, Malang), Kalimantan  (Banjarmasin) dan Daerah Istimewa Aceh (Banda Aceh).

0 komentar